Mendidik Siswa Menghargai Pendapat Orang Lain
Mendidik Siswa Menghargai Pendapat Orang Lain
Situasi apa yang terjadi ketika seorang siswa atau sekelompok siswa melakukan presentasi di kelas? Seringkali banyak siswa lain tidak memperhatikan dengan baik apa yang dibicarakan oleh siswa atau kelompok yang sedang berbicara. Situasi ini penulis temukan ketika mendapat kesempatan mengamati peserta Course on Joyful Mathematics Learning SEAMEO QITEP in Mathematics yang praktik mengajar di kelas 2 salah satu SD swasta yang cukup terkenal di Yogyakarta. Karena kebiasaan yang ada, siswa selalu berbicara keras dan tidak bergantian berbicara. Akibatnya ketika siswa diskusi dalam kelompok setiap siswa ingin bicara dan semuanya berteriak. Kelas menjadi gaduh sekali karena semua kelompok berkelakuan sama. Tapi, tunggu dulu. Jangan menyalahkan mereka dulu sebelum mengetahui apakah guru sudah mendidik siswa menghargai pendapat orang lain.
Mendidik Siswa Menghargai Pendapat Orang LainPerhatikan gambar yang diambil dari dua sampel video study 2011 yang dikoordinir oleh World Bank Jakarta berikut ini.
Gambar 1. Presentasi Klasikal Siswa Video 1
Terlihat pada Gambar 1 salah seorang siswa yang sedang menuliskan jawaban diskusi kelompoknya. Pada gambar hanya seorang siswa saja yang memperhatikan siswa yang sedang presentasi tersebut sedangkan guru dan siswa lain sama sekali tidak memperhatikan. Ini artinya bahwa guru dan hampir semua siswa sama sekali tidak menghargai siswa yang sedang melakukan presentasi.
Gambar 2. Presentasi Klasikal Siswa Video 2
Pada Gambar 2 terlihat siswa sedang menuliskan jawaban yang sudah diperolehnya. Hanya guru saja yang memperhatikan siswa tersebut sementara siswa lain asyik bekerja dalam kelompoknya. Mencermati 3 situasi kelas di atas, mengapa terjadi demikian? Tentu peran guru dalam situasi itu sangat besar sehingga menyebabkan para siswa tidak menghargai seorang siswa yang sedang presentasi sekaligus tidak menghargai pendapat orang lain.
Ada budaya kelas yang baik dari beberapa negara tetangga yang dapat ditiru sehubungan dengan menghargai pendapat orang lain. Sejak di sekolah dasar siswa Kamboja dan Vietnam sudah dibiasakan menghargai pendapat orang lain. Ketika guru mengajukan pertanyaan, banyak tangan-tangan kecil yang terangkat menyatakan bahwa siswa-siswa pemilik tangan itu ingin menjawab pertanyaan guru. Tetapi sewaktu guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut, siswa tersebut langsung berdiri dan menjawab pertanyaan sementara siswa yang lain diam mendengarkan jawaban temannya. Setelah siswa itu selesai menjawab dan guru meminta siswa yang lain menanggapi barulah siswa tersebut memberikan pendapatnya.
Banyak guru yang tidak menyadari bahwa menghargai pendapat orang lain itu dimulai dari situasi di kelas bahkan dapat dimulai sejak dini dari sekolah dasar (SD). Berbicara dan mendengarkan adalah dua hal yang saling berkaitan. Etika berbicara atau berpendapat dan mendengarkan harus diajarkan kepada siswa sejak dini. Menghargai pendapat orang lain dimulai dari mendengarkan atau memperhatikan atau menganalisa apa yang sedang dijelaskan. Siswa tidak akan menjadi pendengar yang baik jika tidak dibiasakan. Mendengarkan adalah pekerjaan yang jauh lebih berat dibandingkan berbicara. Pendengar yang baik berusaha menangkap ide-ide yang dilontarkan oleh pembicara sehingga pada gilirannya ia dapat menanggapi pembicara tadi. Oleh karena itu bukan berarti bahwa dengan menghargai pendapat orang lain itu siswa hanya menjadi pendengar yang pasif saja, tetapi yang paling penting siswa diminta untuk menangkap ide-ide yang dilontarkan oleh pembicara dan kemudian dapat menanggapinya.
Mendidik Siswa Menghargai Pendapat Orang Lain
Guru sebagai pengelola kelas harus menerapkan aturan yang dipatuhi oleh kelas sehingga siswa belajar menghargai pendapat siswa lain. Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan alternatif acuan dalam mendidik siswa menghargai pendapat orang lain.
1. Guru membuat kode tertentu yang sudah disepakati ketika kelas gaduh sehingga ketika kelas melihat/mendengar kode itu mereka langsung diam.
2. Ketika ada siswa yang presentasi/bicara baik di depan kelas maupun di kelompok siswa yang lain diam mendengarkan atau memperhatikan dan berusaha menangkap atau menganalisis apa yang dibicarakan atau dipresentasikan. Para siswa harus bergantian bicara sehingga siswa yang lain tidak bingung siapa yang harus didengarkan.
3. Ketika guru atau siswa melakukan presentasi di depan kelas, siswa yang ingin memberikan pendapat mengangkat tangan terlebih dahulu dan setelah dipersilahkan bicara barulah ia bicara dan sebaiknya ia berdiri agar kelas mengetahui siapa yang sedang berbicara.
4. Ketika seorang siswa sedang presentasi, guru minta siswa/kelompok lain berhenti bekerja, menyesuaikan posisi duduk sehingga menghadap ke presenter dan memperhatikan apa yang sedang dibicarakan. Oleh karena itu sebelum meminta siswa melakukan presentasi guru harus yakin bahwa:
a. apa yang dipresentasikan memang layak diketahui oleh siswa lain karena berbeda cara menyelesaikan soal/masalah atau karena soal/masalah yang diselesaikan benar-benar berbeda.
b. hampir semua kelompok/siswa sudah menyelesaikan pekerjaannya sehingga mereka mendengarkan atau mengamati presentasi yang sedang dilakukan.
5. Guru meminta siswa yang tidak presentasi untuk mengamati dan menganalisis jawaban atau penyelesaian soal/masalah yang sedang dipresentasikan. Ketika tiba waktunya untuk untuk memberikan tanggapan, mereka menanggapi berdasarkan analisis yang dilakukan dan tidak keluar dari konteks yang dibicarakan/dipresentasikan serta dilakukan dengan santun sesuai aturan yang disepakati.
6. Siswa menyadari perbedaan pendapat adalah hal biasa tertapi perbedaan pendapat itu harus diutarakan dengan santun. Guru mengonfirmasi perbedaan pendapat ini berdasarkan kaidah keilmuan topik yang sedang dibahas.
Apabila beberapa hal di atas dapat diterapkan di kelas maka tidak akan terjadi lagi ketika salah seorang siswa atau kelompok atau guru presentasi di depan kelas siswa yang lain tidak mendengarkan. Selanjutnya setelah aturan-aturan itu menjadi budaya maka siswa akan terbiasa santun berbicara dan menghargai orang lain yang sedang berbicara atau presentasi tidak hanya di kelas saja tetapi dalam forum-forum lain yang lebih besar.
Keywords : Mendidik Siswa Menghargai Pendapat Orang Lain
Sumber : http://p4tkmatematika.org/2012/05/mendidik-siswa-menghargai-pendapat-orang-lain-2/